Ada situasi yang berubah di perairan Ambalat, Nunukan, kalimantan Timur akhir- akhir ini. Tidak ada kapal TDLM yang mengganggu atau melakukan provokasi mendekati Suar di karang Unarang. Tidak ada pula pesawat Malaysia yang terbang melintas, mencoba memanas-manasi anggota TNI yang berpatroli. Yang tampak hanya kumpulan burung melayang memburu ikan yang berenang. Sementara Bendera Merah Putih kokoh berkibar di Menara Karang Unarang tertiup angin.
Situasi damai ini ada penyebabnya. Armada kapal perang RI yang bertugas di Ambalat, telah dilengkapi rudal Yakhont buatan Rusia serta rudal C-802 buatan China. Kedua rudal ini bisa jadi meningkatkan daya gertak terhadap semua ancaman. Betapa tidak, rudal Yakhont mampu melumat sasaran berjarak maksimum 300 km. Rudal di KRI Oswald Siahaan ini sangat besar, panjang 8,9 meter dengan diameter 0,7 meter. Mampu melesat pada kecepatan Mach 2,5 dengan bobot luncur tiga ton. Tampaknya belum ada Kapal Perang di Asean yang bisa mengatasi rudal yakhont. Malaysia memesan rudal ini ke Rusia, namun belum memiliki kapal yang bisa dipasang rudal Yakhont.
Untuk sasaran lebih dekat, KRI di Ambalat dilengkapi Rudal C-802 yang mampu menggasak sasaran kapal permukaan, hingga 120 km. Rudal C-802 menuju sasaran dalam ketinggian 5-7 meter di atas permukaan laut dengan kecepatan Mach 0,9.
KRI yang disebar di Ambalat juga dilengkapi beragam jenis torpedo, rudal Harpoon, dan Exocet, meriam 120 mm, 76 mm, 57 mm, 40 mm, 20 mm. Selain itu ada bom laut, RBU-6000, ASRL/ASROC, Mistral dan sebagainya. Seluruh rudal ini telah lolos ujicoba tahun 2011 lalu.
Ancaman potensial dari Malaysia adalah kapal selam modern Scorpene Perancis yang baru dibeli. Untuk itu TNI menempatkan CN-235 MPA yang dipersenjatai dan bertugas mendetkesi kapal selam sekaligus mengunci target dengan misil. CN-235 MPA menggunakan alat pendeteksi kapal selam dari Perancis, karena kapal selam Scorpene Malaysia, buatan Perancis.
Sebagai pertahanan udara, personil di Ambalat dan Karang Unarang, dilengkapi berbagai misil, tergantung kesatuan mereka. Ada misil QW-3 milik TNI AU, Strella, Igla, Mistral milik TNI AL, Gian tbow, Zur-kg, TD-2000b , SA-7 Skyshield,dan S-60.
Indonesia juga menyiapkan pesawat peringatan dini boeing 737 awe&c, skuadron UAV di Pontianak, serta Heli tempur MI-35.
Untuk urusan anti kapal selam, KRI Cakra-401 telah melakukan uji tembak senjata taktis Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) yang menghantarkan eks KRI Karang Galang ke dasar laut. Kapal ini juga menjadi sasaran tembak rudal C-802 yang diluncurkan KRI Layang-805.
Torpedo SUT yang menjadi senjata andalan kapal selam KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402, dibuat oleh PT DI, hasil alih teknologi dari Korea Selatan. Torpedo berbobot 1,4 ton dengan hulu ledak 260 Kg, mampu menjangkau sasaran tembak efektif maksimal 40 Km.
Selain rudal Yakhont yang sudah terpasang, kini Indonesia mematangkan rudal empat tingkat RX-420 LAPAN yang telah uji tembak di Pameungpeuk, Garut-Jawa Barat. Pameungpeuk, tempat bersejarah bagi sistem rudal Indonesia, karena dari tempat ini rudal pertama Indonesia, Kartika ditembakkan ahli TNI-AD, ITB dan teknisi Uni Soviet di Jaman Bung Karno.
Sebelum ditembakkan di Garut, rudal tersebut dipelajari di Lanud Kalijati, Subang- Jawa Barat. JIka anda ingin melihat, seperti apa struktur rudal/SAM Rusia, silahkan datang ke Kalijati, jika diizinkan Komandannya….xixixi.
http://jakartagreater.com/2012/03/adu-kuat-dengan-tetangga-di-ambalat/
Situasi damai ini ada penyebabnya. Armada kapal perang RI yang bertugas di Ambalat, telah dilengkapi rudal Yakhont buatan Rusia serta rudal C-802 buatan China. Kedua rudal ini bisa jadi meningkatkan daya gertak terhadap semua ancaman. Betapa tidak, rudal Yakhont mampu melumat sasaran berjarak maksimum 300 km. Rudal di KRI Oswald Siahaan ini sangat besar, panjang 8,9 meter dengan diameter 0,7 meter. Mampu melesat pada kecepatan Mach 2,5 dengan bobot luncur tiga ton. Tampaknya belum ada Kapal Perang di Asean yang bisa mengatasi rudal yakhont. Malaysia memesan rudal ini ke Rusia, namun belum memiliki kapal yang bisa dipasang rudal Yakhont.
Untuk sasaran lebih dekat, KRI di Ambalat dilengkapi Rudal C-802 yang mampu menggasak sasaran kapal permukaan, hingga 120 km. Rudal C-802 menuju sasaran dalam ketinggian 5-7 meter di atas permukaan laut dengan kecepatan Mach 0,9.
KRI yang disebar di Ambalat juga dilengkapi beragam jenis torpedo, rudal Harpoon, dan Exocet, meriam 120 mm, 76 mm, 57 mm, 40 mm, 20 mm. Selain itu ada bom laut, RBU-6000, ASRL/ASROC, Mistral dan sebagainya. Seluruh rudal ini telah lolos ujicoba tahun 2011 lalu.
Ancaman potensial dari Malaysia adalah kapal selam modern Scorpene Perancis yang baru dibeli. Untuk itu TNI menempatkan CN-235 MPA yang dipersenjatai dan bertugas mendetkesi kapal selam sekaligus mengunci target dengan misil. CN-235 MPA menggunakan alat pendeteksi kapal selam dari Perancis, karena kapal selam Scorpene Malaysia, buatan Perancis.
Sebagai pertahanan udara, personil di Ambalat dan Karang Unarang, dilengkapi berbagai misil, tergantung kesatuan mereka. Ada misil QW-3 milik TNI AU, Strella, Igla, Mistral milik TNI AL, Gian tbow, Zur-kg, TD-2000b , SA-7 Skyshield,dan S-60.
Indonesia juga menyiapkan pesawat peringatan dini boeing 737 awe&c, skuadron UAV di Pontianak, serta Heli tempur MI-35.
Untuk urusan anti kapal selam, KRI Cakra-401 telah melakukan uji tembak senjata taktis Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) yang menghantarkan eks KRI Karang Galang ke dasar laut. Kapal ini juga menjadi sasaran tembak rudal C-802 yang diluncurkan KRI Layang-805.
Torpedo SUT yang menjadi senjata andalan kapal selam KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402, dibuat oleh PT DI, hasil alih teknologi dari Korea Selatan. Torpedo berbobot 1,4 ton dengan hulu ledak 260 Kg, mampu menjangkau sasaran tembak efektif maksimal 40 Km.
Selain rudal Yakhont yang sudah terpasang, kini Indonesia mematangkan rudal empat tingkat RX-420 LAPAN yang telah uji tembak di Pameungpeuk, Garut-Jawa Barat. Pameungpeuk, tempat bersejarah bagi sistem rudal Indonesia, karena dari tempat ini rudal pertama Indonesia, Kartika ditembakkan ahli TNI-AD, ITB dan teknisi Uni Soviet di Jaman Bung Karno.
Sebelum ditembakkan di Garut, rudal tersebut dipelajari di Lanud Kalijati, Subang- Jawa Barat. JIka anda ingin melihat, seperti apa struktur rudal/SAM Rusia, silahkan datang ke Kalijati, jika diizinkan Komandannya….xixixi.
http://jakartagreater.com/2012/03/adu-kuat-dengan-tetangga-di-ambalat/
0 komentar:
Posting Komentar